Januari 01, 2009

Mengubah Pacaran Jadi Perkawinan


kawin ????


kapan kawin ????


Ada tiga kekuatan perempuan untuk memainkan konsep tarik ulur, yaitu kewenangan untuk memilih, tampil, dan menghanyutkan. Jika perempuan ingin memberdayakan dirinya selama berpacaran, tiga kekuatan tersebut akan bermanfaat dalam membina hubungan antara lelaki dan perempuan. Ketiganya menjadi strategi yang baik untuk menjalin cinta dengan lelaki, dan memaksa lelaki untuk memperlihatkan dirinya yang sebenarnya.Penulis buku “The Male Brain” menjelaskan, sebagai manusia, instuisi pribadi kita adalah penuntun terbaik untuk menjalin cinta yang langgeng. Tidak setiap kecenderungan biologis harus diikuti oleh perempuan atau lelaki untuk hidup bahagia dengan pasangannya. Setiap orang bebas memilih selera dengan pemahamannya tentang kecenderungan-kecenderungan biologis kita. Adalah benar bahwa kita membutuhkan seks dan cinta, juga benar bahwa kita perlu mengubah pacaran jadi komitmen dan kemudian perkawinan.
Pendapat yang lain, pacaran yang berlangsung lebih dari satu atau dua tahun sering kali memasuki masa “komitmen”, masa transisi dari kata-kata “kukira aku mencintaimu” atau “aku tahu aku mencintaimu”. Kata-kata yang disebut terakhir inilah yang dibutuhkan oleh perkawinan yang langgeng. Pada masa transisi ini, sebagian hasrat lelaki dan perempuan tetap bertahan, tetapi sebagian lainnya berubah jadi sesuatu yang lain. Yakni sesuatu yang hanya mungkin jika mereka membuat komitmen yang jelas dan kuat, dan kemungkinan-kemungkinan baru untuk hidup sebagai pasangan suami istri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan pesan anda disini